Karawang – Kinerja Bulog Karawang dalam penyaluran bantuan beras kembali disorot tajam. Pasalnya, hingga 22 hari setelah pembagian bantuan beras di Kecamatan Rengasdengklok selesai dilaksanakan, honor para petugas pemotoan yang terlibat di lapangan belum juga dibayarkan secara penuh.
Koordinator Lapangan Kecamatan Rengasdengklok, Tomi, dengan nada kecewa menuturkan bahwa honor yang diterima baru sebesar Rp200.000 per orang, jumlah yang jauh dari kesepakatan awal. Kondisi ini dinilai sangat merugikan petugas lapangan yang harus mengeluarkan biaya pribadi demi kelancaran distribusi bantuan.
“Dari awal pembagian beras, semua tugas sudah kami selesaikan. Harusnya honor untuk pemotoan turun sebelum semua pekerjaan selesai. Tapi sampai sekarang baru Rp200.000 per orang yang cair, padahal sudah 22 hari berlalu,” ungkap Tomi geram, Selasa (26/8/2025).
Tomi menegaskan, keterlambatan ini mencederai komitmen pemerintah dalam menghargai kerja keras petugas di lapangan. “Buat jalan saja motor perlu bensin, perlu tenaga, perlu biaya. Kenapa honor bisa lama sekali sampai 22 hari? Ada apa dan kenapa? Kalau di kantor pos, seminggu setelah bantuan selesai dibagikan, honor langsung cair semua. Kok ini nggak ada, sampai sekarang belum turun juga,” tegasnya.
Ia mendesak pihak Bulog Karawang segera turun tangan memperbaiki sistem pencairan honor agar tidak menambah beban petugas lapangan. “Secepatnya, secepat mungkinlah pembayaran honornya. Honor ini penting buat PSM dan untuk seluruh proses pembagian bantuan,” tegasnya.
Hingga berita ini dipublikasikan, Bulog Karawang belum memberikan penjelasan resmi terkait lambannya pembayaran honor petugas pemotoan. Keterlambatan ini menuai tanda tanya besar di tengah publik, mengingat bantuan telah tuntas disalurkan namun hak petugas lapangan justru diabaikan.
Penulis: Alim