
BEKASI | ULASBERITA.CLICK | Tragedi yang terjadi di SDN Telajung 04, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, bukan sekadar bencana alam. Ini adalah potret buram dari kegagalan sistem dalam menjamin hak pendidikan yang layak bagi anak-anak bangsa.
Pada Senin malam, 17 Maret 2025, angin puting beliung menghantam kawasan tersebut, meluluhlantakkan atap lantai dua sekolah. Besarnya daya rusak angin menyebabkan atap terbang dan menimpa rumah warga sekitar. Namun yang lebih menyakitkan, hingga 19 Juli 2025, empat bulan pasca kejadian, sekolah masih dalam kondisi porak-poranda dan tak kunjung diperbaiki.
“Atap lantai dua terbuka lebar, puing-puing berserakan, dan sebagian besar material menimpa permukiman warga. Bagi kami, ini seperti mimpi buruk yang tidak selesai-selesai,” ungkap salah satu guru dengan nada getir.
Tak hanya merusak bangunan, bencana ini juga menghancurkan aset pendidikan vital:
● 25 unit laptop ANBK
● 8 proyektor baru
● AC dan kipas angin
● Perangkat drum band, matras, hingga jam dinding
● Ribuan buku BOS yang kini hanya tersisa sebagai bubur kertas
Enam ruang kelas, tiga di atas, tiga di bawah tidak bisa digunakan. Ruang guru rusak berat. Proses belajar terpaksa dilakukan di ruang sempit tak layak, bahkan di depan toilet. Guru dan siswa harus bergiliran menggunakan tiga ruang kelas darurat, dengan sistem belajar shift untuk siswa kelas 1 hingga 5. Siswa kelas 6 tetap masuk setiap hari karena harus menghadapi ujian.
“Kami memutar otak setiap hari agar anak-anak tetap bisa belajar. Tapi ini sudah sangat tidak manusiawi,” ujar Kepala Sekolah dengan mata berkaca-kaca.
Masyarakat Bergerak, Pemerintah Tak Tergugah?
Tragedi ini memicu gelombang keprihatinan dari masyarakat dan berbagai aliansi LSM. Mereka menyerukan tanggung jawab moral dan mendorong aksi nyata dari pemerintah daerah, namun hingga kini belum ada respons konkret.
“Anak-anak kami belajar di depan toilet, sementara pejabat duduk nyaman di ruang ber-AC. Ini bukan sekadar krisis infrastruktur, ini krisis nurani!” tegas perwakilan aliansi masyarakat peduli pendidikan.
Tuntutan Mendesak:
1. Tanggap darurat infrastruktur – Perbaikan segera gedung sekolah
2. Penggantian aset pendidikan yang rusak
3. Evaluasi dan pengawasan pemulihan pascabencana
Jika dibiarkan, generasi muda akan menjadi korban kelalaian pemerintah. Dan SDN Telajung 04 hanyalah satu dari sekian banyak sekolah yang luput dari perhatian negara.
“Kami tidak butuh janji, kami butuh aksi,” tegas guru SDN Telajung 04.
Penulis: Alim