
Karawang — Proyek rehabilitasi drainase Jalan Surotokunto, Johar–Warung Bambu, Karawang Timur, yang dibiayai APBD 2025 senilai Rp 2 miliar, menuai sorotan tajam. Aktivis Masyarakat Konstruksi (AMK) menilai mutu beton pracetak U-Ditch yang dipasang di proyek sepanjang 1,16 km tersebut terkesan di bawah standar, rawan rusak, dan berpotensi bermasalah dalam jangka panjang.
“Kami lihat langsung di lokasi, pinggiran u-ditch gampang gompal. Kalau beton sesuai standar SNI, mestinya lebih kuat dan padat,” ungkap Ahmad Muslim, aktivis AMK Karawang, Kamis (14/8). Pernyataan ini diamini oleh rekannya, Ade Balo.
Menurut mereka, kualitas ‘K’ beton yang digunakan terkesan rendah, bahkan diduga lebih buruk dari standar nasional. “Ahli konstruksi pasti paham, mutu beton itu bicara soal takaran dan perbandingan. Kalau dari awal kualitasnya jelek, nanti fungsi saluran air ini bakal terganggu,” tegas Muslim.
Fungsi utama u-ditch adalah mengalirkan air, mencegah genangan, dan mengurangi risiko banjir. Drainase ini vital untuk melindungi jalan nasional, permukiman warga, perkantoran, serta kawasan industri di Karawang Timur.
AMK mendesak pihak berwenang menghentikan sementara proyek dan melakukan peninjauan ulang kualitas beton. “Jangan tunggu setelah dibayar pakai uang rakyat baru ribut. Pengawasan publik itu hak, dijamin Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik,” ujar Muslim.
Proyek ini dikerjakan PT Visindo Maju Sejahtera melalui lelang LPSE, dengan spesifikasi u-ditch SNI ukuran 60 x 80 x 120 cm. Namun, dugaan kualitas rendah memunculkan tanda tanya besar: Apakah drainase miliaran rupiah ini benar-benar akan bertahan lama?