
Karawang – Proyek rekonstruksi peningkatan Jalan Lamaran–Pasir Kaliki yang menelan anggaran fantastis hampir Rp1 miliar, kini menuai sorotan tajam. Ironisnya, jalan yang baru saja rampung itu sudah mengalami kerusakan di sejumlah titik. Retakan dan permukaan yang terkelupas menjadi bukti nyata bahwa kualitas pengerjaan proyek ini patut dipertanyakan.
Kondisi tersebut memunculkan dugaan serius bahwa pelaksanaan proyek tidak sesuai spesifikasi teknis yang semestinya. Dengan nilai anggaran begitu besar, hasil pekerjaan justru terkesan asal-asalan dan meninggalkan kekecewaan masyarakat.
Ketua LSM GMBI KSM Rawamerta, Jajat Sudrajat alias Oblang, angkat bicara terkait hal ini. Ia menilai, indikasi ketidaksesuaian standar mutu terlihat jelas di lapangan.
“Kalau jalan yang belum seumur jagung saja sudah retak-retak, jelas ada yang tidak beres. Kami menduga ada penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, baik dari sisi bahan, metode, maupun pengawasan,” tegas Oblang, Sabtu (16/8/2025).
Ia menambahkan, proyek yang menggunakan uang rakyat seharusnya mengutamakan mutu dan ketahanan, bukan justru menyisakan masalah baru.
“Kami akan mendesak penegak hukum, termasuk Inspektorat dan Aparat Penegak Hukum (APH), untuk turun tangan. Audit teknis harus segera dilakukan agar jelas siapa yang bertanggung jawab. Jangan sampai ada permainan yang merugikan keuangan negara dan masyarakat,” tandasnya.
Kerusakan dini pada infrastruktur publik seperti ini dikhawatirkan mengancam keselamatan pengguna jalan sekaligus berpotensi menambah beban anggaran untuk perbaikan di kemudian hari.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kontraktor pelaksana maupun instansi terkait dari Pemerintah Kabupaten Karawang belum memberikan keterangan resmi.