Bawa Harapan Besar, Anak Petani Pakisjaya Ikut Adu Nasib di OSN Tingkat Kabupaten

0
Caption: Bawa Harapan Besar, Anak Petani Pakisjaya Ikut Adu Nasib di OSN Tingkat Kabupaten

KARAWANG | ULASBERITA.CLICK | Masih gelap ketika Anisa Mujahidah mengenakan seragam terbaiknya. Waktu menunjukkan pukul 4.30 pagi. Udara Pakisjaya, yang lembab dan sunyi, perlahan berubah menjadi saksi diam perjalanan panjang seorang anak petani menuju mimpi yang mungkin tak pernah dianggap miliknya.

Hari ini, Kamis (12/6/2025), Anisa mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Kabupaten Karawang, mewakili Kecamatan Pakisjaya. Ia bukan siswa dari sekolah unggulan di pusat kota. Ia berasal dari SDN Telukbuyung 2, sebuah sekolah dasar negeri di pinggir utara Karawang, di mana sinyal internet masih harus dikejar dengan berjalan kaki ke jalan utama.

Jarak dari rumahnya ke lokasi lomba di SDN Karangpawitan 1 bukan sekadar soal kilometer. Itu seperti membentang Bandung ke Karawang. Jauh. Jauh sekali untuk anak kecil yang biasanya hanya pergi ke sawah atau surau.

Ditemani oleh kepala sekolah dan dua guru, Anisa berangkat saat ayam masih tertidur. Ia duduk diam sepanjang perjalanan, menggenggam buku tulis lusuh yang sudah dihapalnya berkali-kali.

“Anisa ini memang anaknya pendiam. Tapi dia langganan juara kelas. Hari ini memang terlihat sedikit tegang. Tapi kami selalu beri semangat,” kata Lala Komala, S.Pd, Kepala SDN Telukbuyung 2.

Anisa punya alasan untuk gugup. Dia tahu, ia akan bertemu anak-anak dari SD favorit di kota. Anak-anak dengan les privat, wifi cepat, dan guru-guru khusus. Ia sendiri bahkan gagal ikut simulasi daring dua kali sebelumnya, bukan karena tak mau, tapi karena jaringan internet di kampungnya tidak bersahabat. Sekolah sempat melapor ke panitia, dan alhamdulillah, ia tetap diberi kesempatan ikut lomba.

“Sempat minder,” aku Anisa pelan, menunduk. “Tapi guru bilang, yang penting usaha dan jangan takut.”

Anisa bukan siapa-siapa. Ia anak petani yang penghasilannya tak tentu, kadang panen bagus, kadang gagal karena banjir. Ia tidak pernah naik mobil sendiri, tidak pernah ke mall, dan bahkan belum tahu seperti apa rasanya belajar dengan komputer tanpa lemot.

Namun hari ini, ia membawa percaya diri dan mimpi yang besar. Ia membawa harapan keluarganya, sekolahnya, bahkan kampungnya.

( red )

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini