Karawang – Program penguatan ekonomi Desa Kampungsawah, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, lewat pengelolaan sawah oleh BUMDes Baraya Mandiri kini menjadi sorotan publik. Pasalnya, meski ratusan juta rupiah dana desa telah digelontorkan, hasil panen yang dijanjikan tak kunjung terlihat.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, BUMDes Baraya Mandiri mengelola sawah melalui sistem kontrak per musim dengan pemilik lahan. Pada tahap pertama, seluas 5 hektar digarap dengan anggaran lebih dari Rp130 juta. Dana itu dialokasikan untuk pembelian bibit, pupuk, hingga ongkos tenaga kerja.
“Bahkan tahap kedua sudah digelontorkan lagi Rp160 juta lebih, dengan tambahan lahan 5 hektar. Totalnya hampir Rp300 juta. Tapi laporan yang ada baru sebatas pengeluaran dan dokumentasi transaksi, belum ada hasil produksi,” ungkap salah satu perangkat desa, Kamis (25/9/2025).
Pernyataan itu memunculkan tanda tanya besar. Kemana hasil panen yang seharusnya sudah ada? Jika panen gagal, bagaimana kepastian manfaat yang dijanjikan bagi masyarakat desa?
Meski pihak desa menyebutkan transparansi administrasi sudah dipersiapkan, publik masih menunggu bukti nyata. Kekhawatiran pun bermunculan, bahwa tanpa hasil panen yang jelas, program yang digadang-gadang untuk memperkuat ekonomi desa justru bisa berujung pada pemborosan dana desa.
Lebih jauh, rencana perluasan pengelolaan sawah ke depan menimbulkan skeptisisme. Apakah BUMDes Baraya Mandiri benar-benar mampu memperkuat ketahanan pangan desa? Ataukah sekedar menghabiskan ratusan juta rupiah tanpa hasil yang dapat dirasakan warga?
Penulis: Alim