Karawang – Fenomena mengejutkan kembali mencuat di Karawang. Publik dihebohkan dengan keberanian seorang calo tenaga kerja berparas cantik yang terang-terangan mengiklankan jasa “jual beli kerja” di media sosial. Dengan wajah menawan dan gaya percaya diri, ia bahkan diduga memiliki “kantor resmi” berbadan hukum mirip LPK di kawasan industri Roling Hills, KIIC.
Ironisnya, daya tarik calo ini disebut mampu meluluhkan sebagian oknum HRD perusahaan industri. Praktik kotor ini pun kian terorganisir, melibatkan jaringan yang diduga kuat berhubungan dengan oknum HRD, oknum aparat desa, oknum organisasi tertentu, hingga oknum dinas terkait.
Padahal jelas, memalak pencari kerja adalah tindak kejahatan. Namun lemahnya pengawasan membuat praktik ini tumbuh subur, menambah beban masyarakat kecil yang sedang mencari pekerjaan.
Situasi ini menjadi tamparan keras bagi Bupati Karawang, H. Aep Syaepuloh S.E., yang hampir setahun menjabat namun masih dibelit masalah pengangguran. Meski program tenaga kerja digulirkan, tanpa langkah tegas dan dukungan Muspida serta dinas terkait, persoalan ini dikhawatirkan hanya jadi wacana.
Kegeraman publik makin memuncak. Mr. KiM, warga Karawang, dengan lantang menyuarakan protes.
“Apa gunanya investasi besar-besaran di Karawang, kalau rakyatnya tetap sulit cari kerja dan harus bayar? Mengambil uang dari pencaker adalah kejahatan!” tegasnya, Senin (18/8).
Kini, sorotan masyarakat sepenuhnya tertuju pada pemerintah daerah. Publik menuntut langkah nyata, sistematis, dan berani untuk membongkar mafia tenaga kerja. Harapan warga hanya satu: kesempatan kerja harus kembali bersih, adil, dan berpihak pada rakyat.