Karangligar Kembali Terendam: Warga Terjebak Janji, Banjir Tak Kunjung Pergi

0
Caption: Karangligar Kembali Terendam: Warga Terjebak Janji, Banjir Tak Kunjung Pergi

KARAWANG | ULASBERITA.CLICK | Ironi panjang kembali terulang. Sejak Senin (7/7/2025), ratusan rumah di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, kembali terendam banjir setinggi dua meter. Luapan Sungai Cibeet dan Citarum, ditambah aliran dari kawasan industri KIIC, memaksa 775 jiwa mengungsi. Desa ini seolah dikutuk untuk tenggelam setiap tahun, dan negara seolah hanya hadir dalam bentuk rencana, bukan tindakan.

Banjir Tanpa Hujan, Janji Tanpa Aksi

Meski hujan tak turun di Karawang, limpasan air dari Bogor dan Bandung cukup untuk menenggelamkan Karangligar. Ini bukan banjir pertama, kedua, atau ketiga. Data BPBD Karawang menunjukkan, desa ini bisa kebanjiran lebih dari 10 kali dalam setahun. Tapi upaya penanganan? Masih sekadar janji yang tak kunjung jadi nyata.

“Kalau cuma selutut, kami bisa bertahan. Tapi sekarang air sudah sampai ke ranjang,” ungkap Nuryadi, warga Dusun Pangasinan. Ia bersama ratusan warga lain kini mengungsi ke kantor desa, masjid, dan rumah-rumah yang lebih tinggi. Sekolah pun lumpuh, SDN Karangligar I dan SMPN Telukjambe Barat I ikut terendam.

Proyek Mangkrak dan Harapan yang Membusuk

Pemerintah pusat dan daerah berkali-kali menjanjikan pembangunan bendungan Cibeet dan Cijurey, embung, kolam retensi, hingga rumah panggung setinggi 2,5 meter. Namun dari target seribu rumah panggung, baru 35 unit yang terbangun. Sisanya masih sebatas wacana yang basi.

“Setiap kali banjir, kami dijanjikan solusi. Tapi kenyataannya? Kami tetap mengungsi dari tahun ke tahun,” keluh Oni, warga setempat, dengan nada frustrasi.

Titik Nol Penanganan Bencana

Karangligar telah menjadi simbol kegagalan mitigasi bencana di Indonesia: langganan banjir, korban berulang, dan rencana yang berakhir di meja rapat. Menteri PUPR menyebutkan rencana normalisasi, pemasangan pompa, dan pembangunan tanggul akan segera dijalankan. Namun warga menuntut satu hal: realisasi.

“Cukup sudah kami menjadi objek janji politik. Kami ingin tindakan nyata, bukan kunjungan menteri yang sekadar berfoto di genangan,” ujar salah satu tokoh pemuda Karangligar.

Penulis: Alim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini