KARAWANG | ULASBERITA.CLICK | Ucapan arogan manajer HRD PT FCC Indonesia yang menyebut “Orang Karawang nggak pinter-pinter” memicu ledakan kemarahan publik. Tak sekadar menyinggung, pernyataan itu dinilai sebagai bentuk penghinaan terbuka terhadap martabat dan intelektualitas warga Karawang.
Pernyataan diskriminatif itu mencuatkan dugaan praktik perekrutan yang tidak adil dan bias terhadap warga lokal. Reaksi keras pun bermunculan di berbagai lapisan masyarakat. Identitas Karawang seolah direndahkan, dan luka lama soal ketimpangan kesempatan kerja kembali terbuka.
“Ini bukan sekadar ucapan sembrono. Ini adalah wajah dari arogansi yang selama ini membungkam potensi anak daerah,” tegas H. Agus Sanusi, tokoh masyarakat Karawang, Selasa (29/7).
Agus menyebut momentum ini harus dijadikan titik balik untuk menggugah kesadaran kolektif. “Kita jangan hanya marah, tapi bangkit. Ini cambuk untuk membuktikan bahwa SDM Karawang tak kalah cakap. Kita harus tunjukkan kualitas dan karakter.”
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa situasi ini mencerminkan krisis sosial akibat ketimpangan sistemik. “Alam sedang bicara. Ketimpangan dan arogansi telah melahirkan krisis. Sudah waktunya membangun keseimbangan yang adil dan manusiawi.”
Desakan publik kepada PT FCC Indonesia terus menguat. Warga menuntut permintaan maaf terbuka dari pihak manajemen, evaluasi menyeluruh terhadap sistem rekrutmen perusahaan, serta komitmen nyata dalam memberdayakan SDM lokal secara inklusif dan berkeadilan.
Jika tak segera direspons, krisis ini bisa membesar menjadi gerakan sosial yang lebih luas, bukan hanya soal satu ucapan, tapi perlawanan terhadap ketidakadilan yang terstruktur.
Penulis: Alim