KARAWANG | ULASBERITA.CLICK | Harapan sejumlah orang tua dan calon siswa untuk bisa masuk ke sekolah impian pupus akibat tumpang tindihnya regulasi dan lemahnya komunikasi dalam pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Salah satunya dirasakan oleh Mr Kim, orang tua calon siswa yang mendaftarkan anaknya ke SMAN 5 Karawang melalui jalur zonasi.
Menurut pengakuannya, anaknya telah mendaftar sesuai prosedur jalur zonasi, namun tidak dinyatakan lolos tanpa adanya penjelasan resmi dari pihak sekolah. Ironisnya, Mr Kim mengaku mengetahui adanya peserta lain yang berdomisili lebih jauh namun justru diterima.
“Sudah dari awal anak saya sangat ingin masuk ke SMAN 5 Karawang. Tapi saat daftar melalui jalur zonasi malah tidak diterima. Sementara ada yang domisilinya lebih jauh justru lolos. Ini membuat saya merasa tidak adil,” ujarnya, Rabu (25/6).
Kekecewaan Mr Kim bertambah karena tidak ada satupun informasi yang ia terima dari pihak sekolah. Ia mengaku telah berupaya menghubungi panitia SPMB, kepala sekolah, hingga bagian humas, namun semua upaya itu tidak membuahkan hasil.
“Saya sudah coba hubungi panitia, kepala sekolah, dan humas. Tapi tidak ada satu pun yang merespons. Ini keinginan anak saya, tapi sekarang justru jadi tekanan batin buat saya sebagai orang tua,” katanya dengan nada kecewa.
Hingga saat ini, lanjutnya, belum ada kepastian terkait status penerimaan anaknya. Padahal, ia menilai kepastian tersebut penting sebagai pertimbangan untuk mendaftarkan ke sekolah lain. Mengingat pengumuman dari sekolah-sekolah dilakukan dalam waktu yang bersamaan, orang tua dipaksa untuk mengambil keputusan cepat tanpa informasi yang jelas.
“Sistem ini tidak memberi ruang buat orang tua untuk berpikir jernih. Kalau tidak diterima, setidaknya dikabari. Jangan dibiarkan menggantung seperti ini,” keluhnya.
Mr Kim berharap Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat segera turun tangan untuk mengevaluasi sistem penerimaan siswa, terutama pada jalur zonasi dan aspek komunikasi antar sekolah dengan masyarakat.
“Saya tidak menyalahkan sepenuhnya pihak sekolah, tapi mohon beri kepastian dan keterbukaan. Jangan sampai anak-anak kehilangan semangat hanya karena sistem yang tidak ramah dan tidak transparan,” pungkasnya.
Penulis: Alim