KARAWANG | ULASBERITA.CLICK | Di tengah peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang justru mendapat sorotan tajam usai terjadinya pencemaran Sungai Citarum oleh salah satu pabrik di kawasan industri Karawang, Sabtu (21/6).
Air sungai yang berubah warna akibat dugaan pembuangan limbah industri kembali menimbulkan keresahan warga. Pasalnya, pencemaran serupa bukan kali pertama terjadi.
Warga sekitar bantaran Sungai Citarum menyatakan kekecewaannya karena DLHK Karawang dinilai hanya memberikan teguran administratif tanpa langkah hukum yang tegas terhadap perusahaan pelaku pencemaran.
“Ironis, saat kita memperingati Hari Lingkungan Hidup, sungai justru kembali tercemar. Ini bukan kali pertama, tapi tetap saja tak ada tindakan tegas,” ujar inisial R, warga setempat.
Sementara itu, di lokasi berbeda, Bupati Karawang Aep Syaepuloh memimpin pelantikan pejabat eselon II yang dirangkaikan dengan penanaman 2.000 pohon mangrove di Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya, Sabtu (21/6). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Kabupaten Karawang.
Namun, aksi seremonial tersebut dinilai kontras dengan kondisi lingkungan di lapangan, di mana pencemaran masih terjadi secara terbuka tanpa konsekuensi hukum yang jelas.
Sejumlah pihak menilai DLHK Karawang kurang menunjukkan ketegasan terhadap perusahaan-perusahaan pencemar lingkungan, terutama dalam konteks Sungai Citarum yang telah lama menjadi fokus program revitalisasi nasional.
Warga mendesak DLHK agar tidak hanya berhenti pada teguran, melainkan mengambil langkah hukum konkret dengan melibatkan aparat penegak hukum dan kementerian terkait jika diperlukan. Hingga berita ini diterbitkan, DLHK Karawang belum memberikan pernyataan resmi terkait rencana tindak lanjut atas kasus pencemaran terbaru di Sungai Citarum.
Penulis: Alim