Pernyataan Anti Pers Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi Dikecam Keras: “Celoteh Berbahaya, Mengoyak Demokrasi”

0
Caption: Pernyataan Anti Pers Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi Dikecam Keras: “Celoteh Berbahaya, Mengoyak Demokrasi”

KARAWANG | ULASBERITA.CLICK | Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataannya yang terang-terangan mengajak masyarakat dan pejabat untuk tidak bekerjasama dengan media viral di media sosial. Ucapan KDM itu dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap profesi wartawan, serta serangan langsung terhadap pilar keempat demokrasi.

Dalam pernyataan kontroversialnya, KDM meminta kepala dinas di lingkungan Pemprov Jabar untuk menyampaikan kegiatan mereka langsung melalui media sosial pribadi, tanpa melibatkan media massa. “Celoteh KDM telah mengusik dan memicu kemarahan Pers Indonesia,” tegas Romo, jurnalis senior dari Karawang, Minggu (6/7).

Menurut Romo, sikap ini tidak hanya melecehkan profesi jurnalis, tetapi juga menunjukkan ketidakpahaman KDM terhadap peran media sebagai alat kontrol sosial. “Media sosial pejabat tidak memiliki mekanisme etik dan bisa disalahgunakan untuk menggiring opini sepihak,” jelasnya.

Pernyataan KDM dinilai sebagai bentuk arogansi kekuasaan, sekaligus sinyal adanya kekhawatiran terhadap kontrol publik melalui pemberitaan pers. Kalangan jurnalis bahkan menilai bahwa KDM sebaiknya fokus pada realisasi janji-janji politiknya, bukan justru memantik konflik dengan komunitas pers.

“Jangan tiba-tiba, tanpa angin dan hujan, mengeluarkan pernyataan yang anti terhadap pers. Kami ini warga Jabar juga. Kami bukan buzzer, kami wartawan yang bekerja berdasarkan fakta dan kode etik,” tegas salah satu jurnalis dalam pernyataan sikap yang kini menyebar luas di berbagai platform.

Ironisnya, KDM sendiri mengakui bahwa tanpa kanal YouTube-nya, pernyataannya bisa memicu demonstrasi berjilid-jilid. Pernyataan itu justru menegaskan bahwa media sosial rentan disalahgunakan dan bukan ruang yang netral, berbeda dengan fungsi pers yang memiliki tanggung jawab etik dan hukum.

“Pernyataan seperti itu tidak lahir dari analisa matang, tapi spontanitas emosional yang berpotensi memecah belah,” ungkap seorang perwakilan media lokal Karawang. Ia menambahkan, jika KDM merasa besar hari ini, itu juga berkat kontribusi pers yang mengangkat sepak terjangnya ke publik sejak dulu.

Gelombang kekecewaan terhadap KDM terus meluas. Setelah para wartawan di Bekasi menyampaikan pernyataan sikap, kini giliran jurnalis dari Karawang, Purwakarta, dan daerah lainnya yang siap menyusul. Mereka berencana menggelar sikap terbuka secara serentak.

“Punten kepada para pendukung militan KDM, tolong sampaikan bahwa kami kecewa. Jangan lupa, KDM tidak akan jadi sebesar ini tanpa peran media. Dan sekarang, dia memilih menepikan kami begitu saja,” tutup pernyataan tersebut dengan nada getir.

Penulis: Alim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini