Karawang – Proyek pembangunan MCK yang dibiayai APBN melalui DAK Fisik Bidang Sanitasi Tahun Anggaran 2025 dengan nilai kontrak mencapai Rp526,5 juta di Karawang menuai kritik tajam. Aktivis bidang konstruksi, Akhmad Muslim, menilai hasil pengerjaan di rumah warga bernama Yana belum layak disebut selesai meski pihak pelaksana sudah mengklaim demikian.
“Bangunan ini memang sudah dianggap selesai, tapi faktanya baru sekitar 80%. Pengerjaan masih ada yang harus diperbaiki, terutama kusen yang tidak terpasang lurus sesuai standar,” ujar Muslim saat melakukan pengecekan lapangan bersama tim, Rabu (17/9/2025).
Temuan paling menonjol adalah kusen pintu yang miring hingga 7 sentimeter. Muslim menyebut hal ini sebagai bukti lemahnya pengawasan teknis dan standar kerja yang jauh dari presisi.
“Pemasangan kusen seharusnya menggunakan waterpass agar presisi. Kalau hasilnya miring begini, jelas ada persoalan dalam pengerjaan maupun pengawasan,” tegasnya.
Lebih mencengangkan, Muslim juga mengungkap adanya biaya tambahan Rp200 ribu yang disebut-sebut ditanggung oleh pemilik rumah. Padahal, seluruh biaya seharusnya sudah ditanggung dari anggaran resmi. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan publik soal transparansi penggunaan anggaran.
“Program MCK ini sangat dibutuhkan masyarakat, terutama warga berpenghasilan rendah yang belum memiliki jamban. Tapi jangan sampai kualitas dikorbankan dan anggaran justru tergerus,” kata Muslim.
Ia menambahkan, meski ada klaim bahwa proyek telah rampung, kondisi riil menunjukkan masih banyak bagian yang harus diperbaiki agar benar-benar layak pakai. “Kalau dibiarkan seperti ini, masyarakat yang jadi korban. Pemerintah harus serius memastikan kualitas, bukan sekedar mengejar laporan selesai,” pungkasnya.
Penulis: Alim