
KARAWANG | ULASBERITA.CLICK | Upaya Pemerintah Kabupaten Karawang menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan melalui pembangunan sistem sanitasi (SPALD) di sejumlah desa, kini menuai sorotan. Meski proyek ini dibiayai dengan anggaran miliaran rupiah melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Penataan Ruang (DPRKP), muncul dugaan adanya oknum yang memanfaatkan proyek tersebut demi kepentingan pribadi.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, sejumlah pihak di internal dinas diduga berperan sebagai perantara vendor penyedia septic tank demi memperoleh keuntungan tambahan berupa “fee” atau bonus. Dugaan ini mengemuka seiring mencuatnya harga septic tank yang dinilai tidak wajar.
“Kami memilih tangki septic ramah lingkungan yang telah disepakati oleh seluruh KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Merek yang dipilih adalah ‘BIOAGA’ dengan harga satuan Rp 4.250.000 per unit,” ujar salah satu pelaksana proyek di lapangan saat dikonfirmasi melalui sambungan WhatsApp, Sabtu (5/7).
Hal senada diungkapkan oleh salah seorang anggota KSM yang enggan disebutkan namanya. Ia menyatakan bahwa proses pengadaan barang dan jasa (barjas) telah mengikuti petunjuk teknis dan dilakukan secara transparan. Namun, ia membenarkan bahwa pembayaran tangki septic dipotong langsung dari dana yang dicairkan.
“Setelah dana turun, pembayaran tangki langsung dipotong sesuai harga dalam RAB (Rencana Anggaran Biaya). Kami hanya menerima sisa anggaran untuk proses pembangunan lainnya,” jelasnya.
Meskipun demikian, tidak sedikit pihak mempertanyakan besaran harga satuan tangki septic tersebut, yang dianggap terlalu tinggi untuk pengadaan skala besar. Kondisi ini memunculkan spekulasi adanya markup atau permainan dalam proses pengadaan.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Bidang Sanitasi DPRKP Karawang belum berhasil dikonfirmasi untuk memberikan penjelasan resmi terkait hal ini.
Penulis: Alim