Rp526,5 Juta untuk MCK Asal Jadi? Proyek SPALD-S Tanjungmekar Kian Disorot

0
Caption: Rp526,5 Juta untuk MCK Asal Jadi? Proyek SPALD-S Tanjungmekar Kian Disorot

Karawang – Proyek pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) di Kelurahan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat, kian menuai sorotan tajam. Alih-alih menghadirkan sanitasi layak bagi warga, kualitas bangunan justru dipertanyakan. Padahal, proyek ini menelan anggaran fantastis Rp526,5 juta dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2025 untuk membangun 25 unit Septik Skala Individual Perdesaan (SSIP).

Namun, Ketua KSM Toweksa, Uci, saat dimintai klarifikasi oleh Ulas Berita, justru terkesan menutup diri. “Perkara klarifikasi atos sareng Pak Aep. Bapak tinggal hubungi wae Pak Aep, abdi beres sareng anjena,” ujarnya singkat, Selasa (23/9/2025). Faktanya, klarifikasi yang dimaksud tak pernah sampai ke publik.

Sikap bungkam ini kian menambah daftar panjang pertanyaan masyarakat.

Bangunan Miring, Dinding Tidak Siku

Pantauan lapangan menemukan sejumlah unit MCK berdiri dengan kondisi miring, dinding tidak siku, bahkan kusen pintu hanya dibuat dari baja ringan tipis. Ketebalan material yang diduga hanya 0,65 mm jelas jauh dari standar konstruksi. “Pakai baja ringan setipis itu? Jangan mimpi bertahun-tahun, beberapa bulan saja sudah jebol,” kritik seorang warga.

Kemana Konsultan Teknis?

Kehadiran konsultan teknis dan pendamping proyek pun dipertanyakan. Bukankah mereka wajib memastikan pembangunan sesuai spesifikasi? “Kalau konsultan bekerja, kenapa bisa ada bangunan miring dibiarkan berdiri?,” sindir warga lain dengan nada geram.

Anggaran Ratusan Juta, Transparansi Nol

Dengan nilai proyek setengah miliar lebih, publik menuntut transparansi. Bagaimana rincian penggunaan anggaran? Apakah ada audit internal untuk memastikan dana benar-benar dipakai sesuai peruntukan? Tanpa penjelasan, dugaan penyimpangan makin sulit ditepis.

Warga Diminta Kerja Tanpa Upah

Tak hanya soal kualitas bangunan, praktik ketidakadilan juga menyeruak. Beberapa warga mengaku diminta menggali septic tank tanpa bayaran. “Katanya swadaya. Tapi anehnya, pekerja lain dibayar. Jadi pilih kasih,” ujar seorang warga Tanjungmekar, menahan kecewa.

Siap Bongkar dan Bangun Ulang?

Kini publik menunggu jawaban: jika terbukti asal-asalan, apakah pihak pelaksana siap membongkar dan membangun ulang unit yang cacat mutu? Dan bagaimana jaminan agar fasilitas ini tidak hanya berdiri di awal, lalu menjadi bangkai proyek beberapa tahun ke depan?

Hingga berita ini diturunkan, klarifikasi resmi dari KSM Toweksa belum kunjung diperoleh. Sementara itu, kecurigaan publik kian menguat: proyek sanitasi bernilai ratusan juta rupiah ini rawan menjadi simbol pembangunan setengah hati.

Penulis: Alim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini