Satukan Suara, Puluhan Wartawan Karawang Tolak Kriminalisasi Narasumber

0
Caption: Puluhan Wartawan Karawang Tolak Kriminalisasi Narasumber

KARAWANG | ULASBERITA.CLICK | Menjelang sidang lanjutan kasus Yusuf Saputra pada Selasa, 10 Juni 2025, puluhan wartawan Karawang kembali menyatukan suara dengan menolak diam, tolak kriminalisasi!. Kasus kriminalisasi terhadap narasumber Yusuf di media terus bergulir dan memantik reaksi keras dari kalangan jurnalis, khususnya di Karawang.

Puluhan wartawan Karawang berkumpul di Das Kafe pada Minggu (8/6) bukan untuk sekadar ngopi sore, melainkan untuk menandatangani sebuah petisi yang merupakan simbol perlawanan terhadap upaya mempidanakan Yusuf Saputra, warga yang menjadi narasumber dalam berita yang kini duduk di kursi terdakwa karena mengkritik Kepala Desa Pinayungan, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat.

Wartawan senior yang turut memimpin forum tersebut, Romo menegaskan bahwa ini bukan soal membela Yusuf secara personal, tapi tentang menjaga marwah kebebasan pers dan melindungi siapa pun yang berani bersuara.

“Kritik Yusuf sudah masuk dalam produk jurnalistik. Kalau narasumber bisa dijerat pidana seperti ini, besok-besok siapa pun bisa kena. Ini preseden buruk. Kasus seperti ini seharusnya diselesaikan lewat mekanisme Dewan Pers, bukan ruang sidang pidana,” kata Romo.

Sementara itu, Nurdin Syam alias Mr. Kim, CEO media Lintas Karawang menjelaskan bahwa petisi penolakan kriminalisasi narasumber akan segera dikirimkan ke para pemangku kebijakan yakni Kapolres, Kejari, Ketua PN, Bupati, DPRD, hingga DPMD dan Inspektorat Karawang.

“Kami juga minta Inspektorat Karawang untuk mengaudit Dana Desa Pinayungan. Diduga ada indikasi yang patut diperiksa lebih lanjut,” tegas Mr. Kim.

Fenomena ini menjadi pengingat bahwa kebebasan pers bukan hanya tentang jurnalis menulis, tapi juga tentang hak publik untuk bicara dan tidak dibungkam. Petisi ini bisa menjadi batu loncatan bagi perubahan iklim kebebasan berpendapat di tingkat lokal. Sebab jika suara narasumber bisa dibungkam dengan jeruji, maka jurnalistik yang sehat ikut terancam mati.

( red )

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini