Karawang – Proses pemagaran lahan dan penambahan ruang kelas baru (RKB) di SMAN 6 Karawang hingga kini masih dalam tahap perencanaan dan belum terealisasi. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Sekolah SMAN 6 Karawang, Basuki Priatno, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (7/8/2025).
Menurut Basuki, luas lahan sekolah saat ini mencapai sekitar 14.000 meter persegi atau lebih dari 1 hektar, namun belum seluruhnya dipagari. “Yang dibangun baru bagian depan saja, sekelilingnya belum. Tanahnya masih gabung dengan SMPN 8 Karawang,” ujarnya.
Proses pemisahan lahan antara SMAN 6 dan SMPN 8 sedang berjalan. “Bulan ini insyaallah sudah di split. Dari kemarin sudah proses di BPKAD kabupaten dan provinsi, mudah-mudahan selesai tahun ini. Katanya Pak Bupati juga punya target untuk menyelesaikan masalah tanah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Basuki menjelaskan bahwa lahan di sekitar sekolah sebelumnya merupakan tanah perabot yang direncanakan akan dibagi menjadi tiga bagian. Namun demikian, rencana tersebut masih menunggu kepastian dari pihak terkait mengingat kebutuhan baru di wilayah tersebut masih menjadi bahan pertimbangan.
Terkait pengajuan pemagaran, pihak sekolah mengaku sudah mengajukan sejak tahun 2023. Namun hingga kini belum ada realisasi karena pemerintah masih memprioritaskan kebutuhan yang lebih mendesak. “Pengajuannya sudah dari 2023, tapi mungkin masih dilihat mana yang lebih urgen. Saya memahami itu,” kata Basuki.
Selain persoalan pemagaran, SMAN 6 Karawang juga mengalami kekurangan lima ruang kelas. Permohonan pembangunan RKB pun telah diajukan, namun masuk dalam daftar prioritas tahun 2026. “Tadinya list-nya masuk 2025, tapi ternyata ada sekolah lain yang lebih mendesak. Kami memahami, karena anggaran pemerintah tidak bisa sekaligus, harus bertahap,” ujarnya.
Meskipun demikian, pihak sekolah tetap optimistis bahwa kekurangan infrastruktur akan teratasi dalam waktu dekat. Terlebih, ada wacana dari pemerintah daerah untuk mengalihkan anggaran dari pengadaan alat-alat elektronik ke sektor infrastruktur pendidikan. “Memang sebelumnya dapat bantuan alat elektronik, tapi sekarang katanya fokus ke pembangunan fisik dulu,” ungkapnya.
Basuki juga menyampaikan bahwa proses pengembangan sekolah berjalan bersamaan dengan beberapa sekolah lain di Karawang. Ia berharap seluruh kebutuhan sekolah, baik dari segi lahan maupun sarana prasarana, dapat terpenuhi dalam satu hingga dua tahun ke depan.