KARAWANG | ULASBERITA.CLICK | Menjelang tahun ajaran baru 2025/2026, SDN Cengkong 1, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, kembali menegaskan diri sebagai sekolah dasar negeri yang bebas dari segala bentuk pungutan. Dalam rapat akbar yang digelar Sabtu (12/7/2025), bersama ratusan orangtua siswa baru dan Komite Sekolah, kebijakan “masuk sekolah gratis” digaungkan tanpa keraguan.
“Masuk sekolah di SDN Cengkong 1 gratis. Tidak ada pungutan, tidak ada transaksi, tidak ada celah untuk pungli!” tegas perwakilan Komite Sekolah, yang langsung disambut riuh tepuk tangan para orangtua.
Pernyataan tegas itu selaras dengan surat edaran dari Kementerian Pendidikan yang melarang semua bentuk transaksi di lingkungan sekolah. Bahkan, Kepala SDN Cengkong 1, Rosid Saepudin, S.Pd., menegaskan bahwa sekolah tidak memfasilitasi pengadaan kolektif seragam atau perlengkapan siswa lainnya.
“Orangtua beli sendiri di luar. Kami tidak mengelola atau menerima uang dalam bentuk apa pun. Ini bentuk kepatuhan kami pada aturan, demi pendidikan yang benar-benar gratis,” ujarnya.
Komitmen yang Patut Diapresiasi, Tapi…
Meski komitmen sekolah diapresiasi banyak pihak, suara-suara keprihatinan mulai terdengar dari sebagian orangtua. Ketika semua urusan pengadaan perlengkapan sekolah diserahkan ke masing-masing keluarga, muncul beban tersembunyi yang tetap menghantui kelompok masyarakat kurang mampu.
“Memang tidak ada pungutan, tapi beli seragam dan kebutuhan sekolah harus pakai uang sendiri. Bagi kami yang tidak mampu, ini tetap memberatkan,” keluh seorang wali murid dengan nada lirih.
Ini menjadi catatan penting dalam implementasi pendidikan gratis. Bahwa di balik kebijakan yang tampak ideal, masih tersimpan tantangan nyata yang harus dihadapi oleh masyarakat bawah.
Gratis di Atas Kertas, Mahal di Kenyataan?
SDN Cengkong 1 telah menunjukkan transparansi dan integritas. Tapi keadilan dalam sistem pendidikan tidak berhenti hanya pada bebas pungutan. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, perlu memastikan bahwa biaya tak kasat mata seperti seragam, sepatu, alat tulis, hingga transportasi juga menjadi bagian dari solusi.
Karena pendidikan gratis sejatinya bukan hanya tentang tidak adanya transaksi di sekolah, tapi juga tentang menjamin akses yang setara bagi semua anak, terlepas dari kondisi ekonomi keluarganya.
Penulis: Alim